Metode pengukuran stake out titik pancang di Laut
Assalamualaikum,
Selamat malam rekan-rekan survey dimanapun anda berada,kali ini kita akan membahas mengenai Metode pengukuran stake out titik pancang di Laut.Bagi yang sudah terbiasa atau berpengalaman dalam pengukuran stake out pancang dilaut mungkin akan bilang mudah,akan tetapi bagi surveyor yang belum pernah sama-sekali mendapat job pancang dilaut ini tentunya akan mengalami kesulitan.
Pertama kali yang terpikirkan oleh saya sebelum mengetahui cara kerja pancang dilaut cukup memusingkan kepala..kalau didarat kita bisa menaruh paku yang diikat tali rafia sebagai patok tanda lokasi tiang pancang,nah kalau dilaut masa iya mau di kasih paku juga..hehe..
Untuk menentukan lokasi tiang pancang dilaut diperlukan dua alat ukur,bisa menggunakan total station dan theodolit,bisa juga menggunakan 2 total station..Sebelum ke teknis pengukuran,ada baiknya kita tahu juga mengenai hal-hal lain yang terkait pemancangan dilaut diantaranya:
Ponton service ditarik boat mendekati stok tiang
pancang yang telah diposisikan di dekat pantai. Dengan bantuan crane, tiang
pancang diletakkan di atas ponton service untuk dibawa menuju ponton pancang.
Tahapan selanjutnya adalah pengukuran posisi dengan mengunakan theodolite . Lalu mengarahkan leader crane pancang yang memegang tiang pancang di atas kapal ponton ke sasaran bidik teropong yang telah disetting dengan komando dari surveyor. Apabila sudah sesuai dengan posisi yang diinginkan, maka tiang pancang sudah siap untuk dipancang.
Untuk tiang pancang dengan kondisi miring (sudut 1:10) maka dibuat perbandingan dengan menggunakan mal yang dilengkapi dengan waterpass. Apabila sudah tepat maka tiang pancang di turunkan sesuai dengan kemiringannya dan siap untuk dipancang.
Itu tadi gambaran umum metode pemancangan dilaut ,nah untuk surveyor sendiri detail cara pengukuranya sebagai berikut:
1.Mempersiapkan benchmark (BM) minimal 3 patok,apabila posisi patok diatas beton bisa menggunakan paku beton berukuran kecil -+ 1cm,sedangkan bila posisi patok bm dia atas tanah maka dibuat dengan pipa pralon yang dicor kemudian diletakan paku payung ditengahnya.kenapa BM nya harus 3?jawabanya adalah untuk pengecekan,jadi setelah anda backsight ke bm 2 anda cek ke BM 3,apabila hasil sudut dan jaraknya masuk,maka bisa dilakukan pengukuran stake out posisi tiang pancang.
2.Posisikan alat total station dari dua arah,misalnya alat 1 disebelah timur lokasi pemancangan,maka alat yang ke dua berada di utara atau selatan lokasi titik pancang.
3.Masing-masing surveyor menghitung jarak dan sudut dari tempat station berdiri alat ke titik pemancangan.kalau belum tau caranya,baca dulu tentang-hitungan-azimutsudut-jarak. pastikan titik koordinat pancang sudah di ofset ke tepi tiang pancang mengikuti ukuran diameter tiang pancang.
Selamat malam rekan-rekan survey dimanapun anda berada,kali ini kita akan membahas mengenai Metode pengukuran stake out titik pancang di Laut.Bagi yang sudah terbiasa atau berpengalaman dalam pengukuran stake out pancang dilaut mungkin akan bilang mudah,akan tetapi bagi surveyor yang belum pernah sama-sekali mendapat job pancang dilaut ini tentunya akan mengalami kesulitan.
Metode pengukuran pancang laut |
Untuk menentukan lokasi tiang pancang dilaut diperlukan dua alat ukur,bisa menggunakan total station dan theodolit,bisa juga menggunakan 2 total station..Sebelum ke teknis pengukuran,ada baiknya kita tahu juga mengenai hal-hal lain yang terkait pemancangan dilaut diantaranya:
1.Persiapan
Hal penting yang harus diperhatikan
adalah monitoring stok tiang pancang pipa baja yang sudah di-coating, sesuai
kebutuhan untuk menjaga kontinuitas pekerjaan pemancangan. Selanjutnya adalah
pemindahan stok pipa ke tepi pantai sesuai dengan kebutuhan. Peralatan yang
digunakan untuk pemindahan ini adalah crane service 25 ton dan truk trailer.
3_causeway harus sudah dipersiapkan di posisi yang telah ditentukan. Kemudian crane ditempatkan di titik yang ditentukan dan dikontrol dengan teropong teodolit.
3_causeway harus sudah dipersiapkan di posisi yang telah ditentukan. Kemudian crane ditempatkan di titik yang ditentukan dan dikontrol dengan teropong teodolit.
2.Metode
Pelaksanaan Pemancangan
Tahapan selanjutnya adalah pengukuran posisi dengan mengunakan theodolite . Lalu mengarahkan leader crane pancang yang memegang tiang pancang di atas kapal ponton ke sasaran bidik teropong yang telah disetting dengan komando dari surveyor. Apabila sudah sesuai dengan posisi yang diinginkan, maka tiang pancang sudah siap untuk dipancang.
Untuk tiang pancang dengan kondisi miring (sudut 1:10) maka dibuat perbandingan dengan menggunakan mal yang dilengkapi dengan waterpass. Apabila sudah tepat maka tiang pancang di turunkan sesuai dengan kemiringannya dan siap untuk dipancang.
Itu tadi gambaran umum metode pemancangan dilaut ,nah untuk surveyor sendiri detail cara pengukuranya sebagai berikut:
1.Mempersiapkan benchmark (BM) minimal 3 patok,apabila posisi patok diatas beton bisa menggunakan paku beton berukuran kecil -+ 1cm,sedangkan bila posisi patok bm dia atas tanah maka dibuat dengan pipa pralon yang dicor kemudian diletakan paku payung ditengahnya.kenapa BM nya harus 3?jawabanya adalah untuk pengecekan,jadi setelah anda backsight ke bm 2 anda cek ke BM 3,apabila hasil sudut dan jaraknya masuk,maka bisa dilakukan pengukuran stake out posisi tiang pancang.
posisi 2 alat dari arah berbeda |
4.Surveyor 1&2 mengeSet alat total station atau theodolitnya ke sudut yang telah di hitung pada langkah nomer 3 diatas,sambil sesekali mengecek verticality tiang pancang.arahkan crew pancang mengikuti arah sudut yang anda set,bergantian dengan surveyor yang satunya.jika sudah oke tiang pancang bisa diturunkan,setelah mencapai tanah (seabed)cek kembali posisi tiang pancang apakah masih di posisi yang benar atau sudah bergeser,jika bergeser minta crew pancang untuk membetulkan lagi posisi tiang pancangnya.
Itulah tadi tahapan pengukuran stake out tiang pancang dilaut,namun pekerjaan surveyor tidak terhenti disitu saja.Setelah proses pemancangan selesai sampai final set salah satu surveyor perlu mengukur asbuilt dari tiang pancang tadi untuk mengetahui seberapa jauh pergeseran tiang pancang dari desain yang sudah di tentukan.
Setelah itu surveyor harus melakukan marking level cut of pile atau biasa disebut COP mengikuti desain pilecap yang sudah ditentukan dalam drawing..diperlukan kehati-hatian dalam pengukuran level COP ini agar tidak terjadi kesalahan memotong tiang pancang.
Setelah pancang dipotong sesuai desain,pekerjaan surveyor selanjutnya adalah marking posisi pile cap di atas papan begisting yang sudah di pasang di tiang pancang.kemudian menetukan top level pile cap..setelah semua pile cap di cor maka surveyor perlu marking lagi untuk posisi beam diatas pile cap.kemudian marking lagi untuk slab dan seterusnya mengikuti desain yang sudah ditentukan.
Itulah tadi sedikit gambaran mengenai tahapan pengukuran pemancangan dilaut.cukup banyak bukan item kerjanya,akan tetapi dibandingkan dengan pekerjaan surveyor gedung ,pekerjaan pemancangan dilaut lebih santai .
Sekian post kali ini,semoga bermanfaat..sebarang pertanyaan atau tambahan silahkan anda tulis di kolom komentar dibawah ini.
Wassalam
Artikel yg bagus. Tapi Untuk poin no.3 mohon dibuatkan ulasan yg lebih detail.
BalasHapusmohon diulas lg langkah2nya yg lebih detail dari awal berdiri alat hingga penentuan titiknya di laut, terimakasih
BalasHapus