Metode pengukuran dengan Resection method
Assalamualaikum,
Selamat pagi rekan-rekan surveyor semua,kali ini kita akan membahas Metode pengukuran dengan Resection method,
Perpotongan ke belakang (Resection method) adalah metode untuk menentukan koordinat
berdiri alat dari titik-titik yang diketahui koordinatnya.
Metode ini sangat membantu surveyor untuk melakukan pengukuran khususnya pada saat menemui situasi dimana titik station atau BM dengan titik backsihgt tidak bisa terlihat secara langsung atau terhalang..Dengan Metode pengukuran dengan Resection method ini,kita bisa berdiri bebas dimana saja tanpa harus mengisi koordinat tempat berdiri alat.
Syarat-syarat untuk bisa melakukan pengukuran dengan Resection method adalah kita sudah memiliki dua titik koordinat yang di ketahui nilainya.
Teknis pelaksanaan :
1.Mulailah sentering alat di titik yang akan dicari koordinatnya
2. Kemudian Sentering prisma (target) di titik yang diketahui koordinatnya (titik A dan B)
3. Masuk ke mode Resection:
-MENU→F2 LAYOUT→ pilih file →F4 P →F2 NEW POINT →F2 RESECTION
REFLECTOR HEIGHT
INPUT
R. HT : 1.25 m
ANG DIST NP/P
- Tekan tombol [F1] ANG atau [F2] DIST untuk
mengukur target
HR : 123º 40’ 20”
HD* [n] < m
VD : m
> Measuring…..
8. - Masukkan nomor titik target kedua yang sudah ada koordinatnya.
- Ulangi langkah ke-7 untuk titik target yang lain. (sampai maksimum 7 target)
NO02#
PT# :
INPUT LIZT NEZ ENTER
9.Setelah dua titik target telah diukur, residual error akan dihitung.
- [F1] : R.E dihitung berdasar GF yang telah diset
- [F2] : R.E dihitung tanpa GF yang telah diset
SELECT GRID FACTOR
F1 : USED LAST DATA
F2 : CALC MEAS DATA
- Ketelitian pengukuran koordinat tempat berdiri alat ditampilkan pada layar.
- [F3] YES untuk menerima hasil pengukuran
- [F4] NO untuk mengulangi pengukuran
SELECT GRID FACTOR
dHD : 0.015 m
dZ : 0.005 m
NEXT ….. G.F. CALC
Semakin kecil nilai dHD dan dZ maka semakin akurat hasil pengukuranya,begitu juga sebaliknya kalau terlalu besar nilai dHD dan dZ nya maka terdapat kesalahan pada sentring alat ataupun prisma,ataupun kesalahan input koordinat.
10. - Koordinat tempat berdiri alat ditampilkan di layar.
- [F3] YES untuk merekam hasil hitungan
- [F4] NO untuk tidak merekam ke memori alat
N : 1234.567 m
E : 123.456 m
Z : 1.234 m
> REC ? [YES] [NO]
Itulah tadi Metode pengukuran dengan Resection method,apabila ada koreksi ataupun pertanyaan silahkan ditulis di kolom komentar,
Sekian post kali ini,semoga bermanfaat buat rekan-rekan surveyor dimana saja berada.
Wassalam.
Selamat pagi rekan-rekan surveyor semua,kali ini kita akan membahas Metode pengukuran dengan Resection method,
Perpotongan ke belakang (Resection method) adalah metode untuk menentukan koordinat
berdiri alat dari titik-titik yang diketahui koordinatnya.
Metode ini sangat membantu surveyor untuk melakukan pengukuran khususnya pada saat menemui situasi dimana titik station atau BM dengan titik backsihgt tidak bisa terlihat secara langsung atau terhalang..Dengan Metode pengukuran dengan Resection method ini,kita bisa berdiri bebas dimana saja tanpa harus mengisi koordinat tempat berdiri alat.
Syarat-syarat untuk bisa melakukan pengukuran dengan Resection method adalah kita sudah memiliki dua titik koordinat yang di ketahui nilainya.
Teknis pelaksanaan :
1.Mulailah sentering alat di titik yang akan dicari koordinatnya
2. Kemudian Sentering prisma (target) di titik yang diketahui koordinatnya (titik A dan B)
3. Masuk ke mode Resection:
-MENU→F2 LAYOUT→ pilih file →F4 P →F2 NEW POINT →F2 RESECTION
4. - Masukkan nomor titik tempat berdiri alat dengan
[F1] INPUT → nomor titik → [F4] ENTER
N*[n] <<<< m
E : m
Z : m
> Measuring…..
AREA 0003
234.567 m.sq
MEAS ….. UNIT NP/P
5.- Masukkan tinggi alat
[F1] INPUT → tinggi alat → [F4] ENTER
INSTRUMENT HEIGHT
INPUT
INS. HT : 0.000 m
INPUT ….. ….. ENTER
6.- Masukkan nomor titik target pertama yang sudah ada koordinatnya.
NO01#
PT# :
INPUT LIZT NEZ ENTER
7. - Masukkan tinggi target pertama
- Bidik ke target tersebut
INPUT
R. HT : 1.25 m
ANG DIST NP/P
- Tekan tombol [F1] ANG atau [F2] DIST untuk
mengukur target
HR : 123º 40’ 20”
HD* [n] < m
VD : m
> Measuring…..
8. - Masukkan nomor titik target kedua yang sudah ada koordinatnya.
- Ulangi langkah ke-7 untuk titik target yang lain. (sampai maksimum 7 target)
NO02#
PT# :
INPUT LIZT NEZ ENTER
9.Setelah dua titik target telah diukur, residual error akan dihitung.
- [F1] : R.E dihitung berdasar GF yang telah diset
- [F2] : R.E dihitung tanpa GF yang telah diset
SELECT GRID FACTOR
F1 : USED LAST DATA
F2 : CALC MEAS DATA
- Ketelitian pengukuran koordinat tempat berdiri alat ditampilkan pada layar.
- [F3] YES untuk menerima hasil pengukuran
- [F4] NO untuk mengulangi pengukuran
SELECT GRID FACTOR
dHD : 0.015 m
dZ : 0.005 m
NEXT ….. G.F. CALC
Semakin kecil nilai dHD dan dZ maka semakin akurat hasil pengukuranya,begitu juga sebaliknya kalau terlalu besar nilai dHD dan dZ nya maka terdapat kesalahan pada sentring alat ataupun prisma,ataupun kesalahan input koordinat.
10. - Koordinat tempat berdiri alat ditampilkan di layar.
- [F3] YES untuk merekam hasil hitungan
- [F4] NO untuk tidak merekam ke memori alat
N : 1234.567 m
E : 123.456 m
Z : 1.234 m
> REC ? [YES] [NO]
Itulah tadi Metode pengukuran dengan Resection method,apabila ada koreksi ataupun pertanyaan silahkan ditulis di kolom komentar,
Sekian post kali ini,semoga bermanfaat buat rekan-rekan surveyor dimana saja berada.
Wassalam.
assalamualaikum..
BalasHapusuntuk point 7..ukur tinggi target
berarti harus berdiri prisma ya
mohon penjelasannya..
wassalam mualaikum..